Analisis Kasus pembullyan terhadap Influencer Rachel Vennya akibat kabur dari karantina kesehatan.
Psikologi Teknologi dan Internet
Kelompok 4 – 2PA13
Fadhillah (10521510)
Suci Annisa Wulandari (11521405)
Tiara Anjani (11521458)
Pengertian Cyberbullying
Cyberbullying berasal dari dua kata yang terdiri dari “cyber” dan “bullying”. Cyber merupakan sebuah singkatan dari cyberspace yang berarti sebagai media teknologi yang digunakan untuk berinteraksi dalam dunia maya tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan orang lain. Sedangkan bullying menurut Sullivan berarti sebagai tindakan penyerangan yang dilakukan secara sadar dan sengaja atau dimanipulasi oleh satu atau lebih banyak orang terhadap orang lain. Jadi, Cyberbullying atau bullying elektronik merupakan sebuah perilaku pembullyan yang dilakukan melalui sarana elektronik, seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, email, SMS, dan sebagainya yang biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar, dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti, dan menyudutkan.
Jenis-Jenis Cyberbullying Di Indonesia
Cyber bullying tidak hanya satu jenis saja, terbagi menjadi 6 jenis sebagai berikut:
1. Flaming (Terbakar)
Tindakan seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata frontal dan penuh amarah. Secara umum, tindakan flaming berupa provokasi, penghinaan, mengejek, sehingga menyinggung orang lain.
2. Harassment (Gangguan)
Tindakan seseorang mengirim pesan-pesan berisi gangguan melalui sms, e-mail, teks jejaring sosial dengan intensitas terus-menerus. Pelaku harassment biasanya sering menulis komentar terhadap dengan tujuan menimbulkan kegelisahan. Selain itu, harassment juga mengandung kata-kata hasutan agar orang lain melakukan hal yang sama.
3. Denigration (Pencemaran Nama Baik)
Tindakan dilakukan sengaja dan sadar mengumbar keburukan orang lain melalui internet. Hingga akhirnya merusak nama baik dan reputasi orang yang dibicarakan pada jejaring sosial tersebut.
4. Cyberstalking
Tindakan memata-matai, mengganggu, dan pencemaran nama baik terhadap seseorang yang dilakukan secara intens. Dampaknya, orang yang menjadi korban merasakan ketakutan besar dan depresi.
5. Impersonation (Peniruan)
Tindakan berpura-pura atau menyamar menjadi orang lain untuk melancarkan aksinya mengirimkan pesan-pesan dan status tidak baik. Biasanya terjadi pada jejaring sosial seperti instagram dan twitter menggunakan akun palsu.
6. Outing and Trickery
Outing merupakan tindakan menyebarkan rahasia orang lain. Outing berupa foto-foto pribadi seseorang yang setelah disebarkan menimbulkan rasa malu atau depresi. Sementara itu, trickery berupa tipu daya yang dilakukan dengan membujuk orang lain untuk memperoleh rahasia maupun foto pribadi dari calon korban. Dalam banyak kasus, pelaku outing biasanya juga melakukan trickery.
Penyebab Cyberbullying
Penyebab terjadinya cyberbully terletak pada motivasi pelaku bullying. Mengapa mereka memilih untuk menggertak dan apa yang membuat mereka begitu percaya diri? Semuanya dimulai ketika satu orang memutuskan untuk melewati batas untuk mempermalukan yang lain. Lantas, apa saja faktor pendorong terjadinya cyberbully :
1. Kurangnya Empati
Di mana teknologi telah membuka ruang, ia juga memberikan otoritas untuk menyatakan pendapat, mengkritik siapa pun sambil duduk di rumah. Sangat mudah untuk menjauhkan diri dari situasi intens melalui internet hanya dengan mematikannya. Itu sebabnya orang yang tidak menyadari tingkat rasa sakit yang mungkin mereka timbulkan pada orang lain adalah orang-orang yang menjadi pengganggu. Ini membuat mereka merasa kuat.
2. Korban Pantas Dibully
Pikiran memiliki wewenang untuk memutuskan siapa yang pantas mendapatkan apa adalah salah satu penyebab utama cyberbully. Ketika berbicara tentang sekolah, anak-anak sering merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk membuat diri mereka merasa superior. Untuk ini, mereka cenderung mendiskreditkan atau menggertak orang lain untuk membuat mereka merasa rendah diri. Entah bagaimana, mereka berpikir bahwa tidak apa-apa untuk menggertak orang lain karena status mereka.
3. Membenci Diri Sendiri
Studi telah menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara orang-orang yang pernah melakukan penindasan sebelumnya dan mereka yang menjadi pelaku penindasan sekarang. Orang-orang yang pernah menjadi korban mungkin akan kembali sebagai penindas untuk melampiaskan kemarahan yang mereka miliki. Tapi entah bagaimana, siklus terus berlanjut dan mereka akhirnya menyakiti anak-anak yang tidak bersalah juga.
4. Menjadi Kecanduan
Jika kamu telah menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Twitter atau Instagram, kamu mungkin tahu betapa sulitnya mengabaikan pesan dan notifikasi. Jadi, ketika seorang penindas memulai sesuatu di platform semacam itu, keterlibatan terus-menerus membuatnya kecanduan. Itulah informasi mengenai cyberbullying. Lihatlah orang sekelilingmu, atau bisa saja hal ini juga terjadi pada dirimu sendiri.
Ciri-ciri Cyberbullying
Secara umum, ciri-ciri Cyberbullying ini biasanya terjadi berulang kali, adanya ketidakseimbangan kekuasaan, dimana pelaku merasa berkuasa dan korban merasa kecil, dan perundungan ini terjadi secara daring (Vandebosch dan Van Cleemput, 2008)
Dikutip dari CNN Indonesia, biasanya pelaku cyberbullying memiliki kecenderungan menekan temannya dan menunjukkan bahwa dia lebih kuat dan berkuasa dibandingkan orang lain, selain itu pelaku juga memiliki sifat yang manipulatif.
Tidak adanya kekerasan fisik, memanfaatkan teknologi dan peralatan tertentu untuk melaksanakan tindakannya, dan memanfaatkan jaringan telekomunikasi,media dan informatika secara global juga menjadi ciri-ciri cyberbullying menurut Hukum Positif.
Dampak Cyberbullying
Menarik Diri Dari Lingkungan Sosial
Seseorang yang mengalami cyberbullying cenderung memilih untuk menarik diri dari lingkungan atau mengisolasi diri, hal ini dapat terjadi akibat adanya kecemasan dan ketakutan.
Perasaan Dikucilkan Lingkungan
Cyberbullying juga berdampak kepada lingkup sosial dari korban, karena orang-orang sekitar pastinya juga memiliki media sosial dimana platform cyber bullying itu terjadi. Hal itulah memungkinkan korban cyberbullying mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari orang-orang di dalam lingkup sosialnya.
Kesehatan Fisik dan Mental Terganggu
Menjadi korban cyberbullying juga berdampak pada kesehatan mental, dimana korban akan merasa cemas dan stress, sampai depresi atau mendatangkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Dari keadaan mental yang sedang tidak baik-baik saja juga seiring berjalannya waktu akan mempengaruhi kesehatan secara fisik.
Keinginan untuk mengakhiri hidup
Keadaan mental yang tidak baik juga sangat rentan dengan keinginan untuk mengakhiri hidup. Apabila kondisi ini terjadi berulang-ulang dan semakin parah, maka korban cyberbullying akan mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Rusaknya pola tidur dan makan
Kerusakan pada pola tidur dan makan dapat disebabkan karena adanya ketakutan atau kecemasan dalam diri, sehingga hal tersebut mengganggu penderitanya untuk melakukan aktivitas sehari-hari sampai dengan aktivitas yang krusial seperti tidur dan makan.
Penurunan prestasi akademik atau karir
Hal ini dapat terjadi akibat kurangnya atau tidak adanya konsentrasi untuk bisa melakukan aktivitas pembelajaran, sehingga hal ini berdampak pada prestasi akademik seseorang atau mengganggu pekerjaannya.
Kehilangan rasa percaya diri
Salah satu dampak dari cyberbullying juga berupa penurunan sampai kehilangan rasa percaya diri. Hal ini dapat disebabkan karena korban akan merasa orang lain tahu tentang dirinya, karena cyberbullying terjadi di media sosial, sebuah ruang publik.
cara yang bisa dilakukan untuk mencegah cyberbullying :
1. Pertimbangkan Setiap Postingan
Setiap postingan di media sosial bisa memancing keributan bahkan perundungan. Meskipun kita memposting hal yang sepele seperti urusan pribadi kita, hal tersebut bisa membuat orang lain menyerang kita karena merasa tersinggung atau berbeda dengan mereka.
Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu mempertimbangkan setiap konten yang akan kita bagikan di media sosial. Perhatikan apakah postingan tersebut berpotensi membuat membuat kita di-bully atau tidak. Jika sekiranya akan menimbulkan masalah, lebih baik kita menyimpannya sendiri saja.
2. Jangan Memulai Ujaran Kebencian
Tidak jarang tindakan cyberbullying diakibatkan oleh tindakan atau ucapan dari korban itu sendiri. Misalnya jika kita menyampaikan sebuah ujaran kebencian pada seseorang, maka kita bisa diserang habis-habisan oleh para pendukung atau orang-orang yang sepaham dengannya.
Hal ini juga bisa terjadi apabila kita memberikan komentar buruk terhadap postingan seseorang, apalagi sampai menghina, kita akan menjadi objek serangan orang-orang yang tidak terima dengan komentar kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu menjaga ucapan kita di media sosial agar tidak menjadi korban bullying.
3. Jangan Memposting Informasi Pribadi
Dalam cyberbullying, sering terjadi informasi pribadi menjadi objek atau bahan bully. Bahkan informasi pribadi kita bisa diungkap habis-habisan oleh pelaku yang menyerah kita. Hal ini bisa berdampak buruk karena sasaran bullying bisa tidak berhenti kepada kita melainkan dapat melebar kepada orang-orang terdekat kita.
Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak membagikan informasi yang sifatnya pribadi di media sosial, hal ini untuk menghindari doxxing yang berbahaya bagi diri kita.
4. Atur Privasi Akun
Platform media sosial sudah menyediakan fitur dimana kita bisa mengelola privasi akun kita. Misalnya apakah akun kita bersifat publik atau bersifat privat.
Hal ini bisa kita atur untuk menghindari orang tidak bertanggung jawab yang melakukan cyberbullying kepada kita. Semakin sedikit orang yang dapat melihat akun dan postingan kita, semakin kecil kemungkinan kita menjadi korban cyberbullying.
5. Selektif dalam Mengomentari Isu
Sering kali seseorang menjadi korban bullying karena salah dalam mengomentari isu yang sedang beredar. Terkadang isu-isu di media sosial erat dengan kelompok-kelompok yang fanatik.
Apabila kita salah berkomentar, kita bisa diserang oleh kelompok-kelompok tersebut. Oleh karena itu, kita harus selektif dalam mengomentari isu. Usahakan hanya mengomentari isu yang benar-benar kita pahami dan tidak membuat orang lain merasa tersinggung.
Analisis Kasus Cyberbullying : Kasus pembullyan terhadap Influencer Rachel Vennya akibat kabur dari karantina kesehatan.
Kronologis
Selebgram Rachel Vennya usai melakukan perjalanan bisnis Amerika Serikat - Indonesia. Pada saat di bandara Soekarno-Hatta, Ia bertemu dengan seseorang yang bernama Ovelina. Ovelina merupakan seseorang yang membantu mengantar Rachel, Salim (pacarnya saat itu), dan Maulida (manager Rachel) menuju bus yang bertujuan ke wisma atlet yang mana saat itu Ia dibayar senilai 40 juta untuk tugasnya tersebut. Sesampainya di wisma atlet, Rachel dan teman - temannya tidak masuk ke dalam wisma atlet dan hanya sekedar di data sebagai penghuni lalu langsung dijemput oleh seorang TNI yang tidak dikenal untuk membantunya kembali ke rumah tanpa diketahui oleh siapapun. Hingga suatu ketika seorang warganet menyadari bahwa Rachel Vennya tidak mengikuti karantina kesehatan dan mengomentari salah satu postingan Rachel, dari sini warganet mulai berbondong - bondong mencari kebenaran dari hal ini. Hingga pada akhirnya Majelis hakim kemudian menyatakan Rachel Vennya terbukti bersalah melakukan tindak pidana 'tanpa hak atau melawan serta turut serta melakukan perbuatan yang tidak mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan dan atau menghalang - halangi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sehingga menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Akhirnya Rachel Vennya dijatuhi hukuman 4 bulan penjara dengan ketentuan hukuman itu tak perlu dijalani atau hukuman percobaan, hakim memberi masa percobaan selama 8 bulan bagi Rachel Vennya. Selain iyu, hakim juga menghukum Rachel Vennya dengan denda Rp. 50 juta subsider 1 bulan kurungan.
Analisis
Kasus Rachel Vennya pada tahun 2021 yang tidak menaati prosedur kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk wajib mengkarantina diri setelah bepergian dari luar negeri membuat selebgram tersebut dibanjiri hujatan dari netizen Indonesia. Tak hanya itu, netizen makin dibuat geram dengan keputusan hakim yang dinilai kurang adil. Berbagai hujatan yang dilontarkan netizen dapat dikatakan sebagai salah satu tindakan cyberbullying. Tindakan cyberbullying yang terjadi pada Rachel Vennya dapat dikategorikan sebagai cyberbullying dengan jenis flaming. Flaming merupakan jenis tindakan cyberbullying dimana seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata frontal dan penuh amarah. Hal tersebut dapat dilihat di kolom komentar akun Instagram Rachel Vennya pada saat itu. Penyebab dari tindakan flaming ini adalah netizen merasa bahwa Rachel Vennya salah dan pantas dibully karena tindakan Rachel Vennya yang melanggar prosedur kesehatan. Selain itu, keputusan hakim untuk Rachel Vennya dinilai tidak adil karena hakim memberikan kebebasan kepada Rachel Vennya dengan Ia berperilaku sopan dan menjelaskan kronologis dengan tidak bertele-tele. Seharusnya, hakim memberikan keputusan secara objektif sehingga dapat dinilai adil bagi seluruh masyarakat Indonesia.
REFERENSI
Cyberbullying: Pengertian, Dampak & Kasus Cyberbullying di Indonesia. (2020, July 13). DSLA (Daud Silalahi & Lawencon Associates). https://www.dslalawfirm.com/cyberbullying/
Fenomena Cyberbullying, Kenapa Pelaku Suka Merundung? (2022, February 7). https://www.zenius.net/blog/fenomena-cyberbullying
Media, K. C. (2021, December 10). Rachel Vennya Ungkap Kronologi Kabur dari Karantina Kesehatan Halaman all. KOMPAS.com. https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/10/19244511/rachel-vennya-ungkap-kronologi-kabur-dari-karantina-kesehatan?page=all
Money+, T. (n.d.). Cyberbullying: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya. Money Plus. Retrieved October 24, 2022, from https://blog.amartha.com/cyberbullying-pengertian-penyebab-dan-cara-mengatasinya/
Okezone. (2021, December 10). Kronologi Rachel Vennya dan Salim Nauderer Bisa Kabur Karantina : Okezone Celebrity. Https://Celebrity.okezone.com/. https://celebrity.okezone.com/read/2021/12/10/33/2515151/kronologi-rachel-vennya-dan-salim-nauderer-bisa-kabur-karantina?page=2
Warning Signs of Cyberbullying. (n.d.). Social Media Victims Law Center. Retrieved October 24, 2022, from https://socialmediavictims.org/cyberbullying/warning-signs/#:~:text=Signs%20of%20cyberbullying%20to%20be%20aware%20of%20include%3A
Welcome to umm institutional repository - umm institutional repository. (n.d.). Retrieved October 24, 2022, from https://eprints.umm.ac.id/
Komentar
Posting Komentar